Jr. Info
Rabu, 23 Desember 2009
Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengungkapkan hal yang menarik saat membuka Rapat Koordinasi Gubernur se-Sumatra di Pekanbaru kemarin. Gumawan mengatakan, Sumatra bisa menjadi pulau masa depan Indonesia. Dia memberi sejumlah alasan tentang itu. Pertama, Sumatra memiliki penduduk 48 juta jiwa lebih dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 23 persen tingkat nasional. Kemudian, sebesar 33,7 persen dari total ekspor nasional berasal dari Sumatra. Sekitar 23,8 persen investasi nasional ada di Sumatra.
Alasan berikutnya, sektor perkebunan terutama kelapa sawit dan karet jadi andalan utama. Setengah lebih (50 persen) ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) berasal dari Sumatra. Bahkan 70 persen dari ekspor karet nasional dari Sumatra. Semua keunggulan akan dapat mewujudkan Sumatra sebagai pulau masa depan Indonesia. Apalagi bisa melihat program kerjasama pembangunan yang dicanangkan, seperti pembangunan jalan tol, rel kereta api, pembangkit listrik, maskapai penerbangan, pendidikan tinggi, dan gagasan klaster industri kelapa sawit.
Gubernur Riau, Rusli Zainal, sebagai tuan rumah Rakor Gubernur se-Sumatra, sepakat dengan paparan Mendagri. Dia mengatakan, semua potensi alam ada di Sumatra. Jadi, kata dia, tak salah bila masa depan mendatang Sumatra menjadi pulau masa depan nasional.
Namun, dibalik optimisme itu, sejumlah persoalan perlu dibenahi terlebih dahulu. Keruwetan birokrasi perizinan perlu dipangkas, perlu memperkuat koordinasi antar pemerintah daerah, dan perbaikan infrastruktur. Masalah yang nggak kalah pentingnya adalah bagaimana mengatasi kekurangan pasokan listrik. Berbagai program kerjasana pembangunan nggak bakalan berjalan jika pasokan listrik nggak memadai. Semoga aja BUMD Sumatra Power yang digagas sejak lama dapat mengemban misi ini.
Lebih dari semua itu, kesungguhan dari para kepala daerah dan dukungan pihak legislatif amat dibutuhkan. Jangan ampe optimisme hanya menggebu saat pembahasan, tapi kemudian loyo dalam perjuangan dalam merealisasikannya. Ancaman lain berasal dari prilaku-prilaku korupsi, kolusi, dan nepotisme dari penyelenggara pemerintahan. Betapapun hebatnya sebuah rencana, realisasinya nggak bakalan maksimal bila digerogoti penyakit KKN itu.
Dan pada akhirnya, kita semua pasti berharap hasil-hasil dari Rakor Gubernur se-Sumatra kemarin diperjuangankan lebih keras lagi sehingga bener-bener terealisasi. Amin.
0 Ocehan:
Posting Komentar