@TALMNA

Lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan,.,.,
Buatlah harimu selalu menyenangkan,.,.,

Cari Di Sini

Jr. Info

Semua link download yang ada disini, ngga' ada maksud selain untuk memudahkan pencarian teman-teman. Talmna ngga' bertanggungjawab bilamana ada link yang udah mati/nggak bisa di download lagi. Semua link download disini adalah link yang udah Talmna coba dan sukses. Terima kasih.

Rabu, 09 Desember 2009

By Tante

     Bangsa ini belakangan suka ribut. Ada aja masalah yang diributkan. Simak aja dalam tiga bulan terakhir, kita sibuk oleh perseteruan ‘cicak’ versus ‘buaya’, mempertontonkan bagaimana institusi penegak hukum kita saling klaim kebenaran. Ributnya ini tergolong lama, memakan waktu berbulan-bulan. Sampai-sampai harus membentuk Tim independent segala.
     Reda cicak versus buaya, datang lagi keributan baru bernama kasus Bank Century. Di sini DPR memainkan peran utama, dalam menggolkan hak angket dan lagi-lagi membentuk panitia khusus. Di sini kita melihat juga pertarungan demi kekuasaan. Sempet timbul pertanyaan di benak gue, apakah akan selalu negara ini membentuk tim untuk menyelesaikan masalah yang nggak ‘penting’ ini? (suatu pertanyaan yang juga nggak penting). Lalu, buat apa institusi-institusi yang ada sekarang ini? Mmm... mungkin hanya untuk ‘memamerkan’ kepada dunia bahwa di Indonesia juga ada.
     Dan sekarang, belom lagi ribut-ribut hak angket dalam kasus Bank Century, muncul keributan baru. Kali ini bermula dari pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di rapat kabinbet pekan lalu. SBY mengatakan, ia mendapat data akurat dari intelijen bahwa aksi massa pada peringatan Hari Antikorupsi Dunia, 9 Desember 2009 ini, bermotif politik.
     Kehebohan-kehebohan ini menyedot banyak energi kita sebagai bangsa. Sebenarnya dalam alam demokrasi, itu sah-sah aja terjadi. Toh di negara-negara lain juga banyak terjadi kok. Persoalannya, apakah setelah energi yang banyak itu terbuang akibat ribut-ribut kondisi negara ini lebih baik? Apakah penegak hukum semakin bagus? Pemberantasan korupsi kian bagus? Ternyata, nggak ada hasil signifikan.
     Padahal, kalo aja energi itu digunakan bangsa ini untuk berbuat, kita boleh optimistis kehidupan lebih baik di masa depan, baik itu di bidang ekonomi, hukum, maupun sosial. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono patut dikritisi, karna beberapa kali melontarkan pernyataan yang menghebohkan suasana. Dulu presiden pernah mengungkapkan, lagi dan lagi berdasarkan data intelijen, soal rencana pembunuhan dirinya.
     Kemudian, pakan lalu presiden menyebut ada motif politik dalam gerakan massa memperingati Hari Antikorupsi Dunia yang bakalan diperingati sekarang. Sebagai peringatan dini, sah-sah aja. Masalahnya, presiden secara jelas mengatakan bahwa gerakan yang disebutnya sebagai ‘Gerakan 9 Desember’ itu bertujuan hendak menjatuhkannya dari kekuasaan.
     Dapet ditebak, penyataan presiden mendapat tanggapan ramai. Banyak pihak menyebut reaksi presiden berlebihan. Kubu presiden membela, sudah seharunya data intelijen itu diungkap ke publik. Tapi apapun itu, keributan baru telah hadir di tengah kita. Sampai kapan ini akan terus berlansung?
     Jangan-jangan kita ini bangsa yang suka ribut dalam omongan belaka, tapi minim berbuat. Kita khawatir bangsa akan tertinggal dari bangsa-bangsa lain di dunia. Gue pernah baca iklan sebuah produk yang bagus buat ini, ‘sudah saatnya kita sedikit bicara tapi banyak berbuat’.

0 Ocehan:

Posting Komentar

Jr. Translate

Cerita Kamu

Jr. Favorit

Last

Buddy

FB