@TALMNA

Lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan,.,.,
Buatlah harimu selalu menyenangkan,.,.,

Cari Di Sini

Jr. Info

Semua link download yang ada disini, ngga' ada maksud selain untuk memudahkan pencarian teman-teman. Talmna ngga' bertanggungjawab bilamana ada link yang udah mati/nggak bisa di download lagi. Semua link download disini adalah link yang udah Talmna coba dan sukses. Terima kasih.

Selasa, 24 November 2009

By Tante

     Kita semua sepakat bahwa hidup mati manusia ada di tangan Tuhan. Namun soal keselamatan, kita diberi kesempatan buat mengelolanya. Kita juga sepakat, soal kecelakaan bisa terjadi di mana saja. Di negara-nagara modren yang konon teknologinya sudah teramat maju pun, insiden buruk di ranah angkutan masih bisa terjadi. Bukannya berkehendak bersembunyi di balik lemah dan “kuno”-nya teknologi angkutan di tanah air, namun kecelakaan angkutan laut yang terjadi di perairan Batam-Dumai yang menimpa kapal Dumai Ekspres 10 dan 15, memang terasa di luar kendali kita semua.

     Insiden tenggelamnya Kapal Dumai Ekspres 10 dan kandasnya Dumai Ekspres 15, tentu bukan yang pertama terjadi. Peristiwa tersebut adalah untuk kesekian kalinya, dengan penyebab yang mirip-mirip sama. Di perairan Indonesia yang lain, masih banyak pula musibah tragis kapal laut yang ikut mewarnai gonjang-ganjing angkutan di tanah air.

     Melihat polanya, barangkali di benak sebagian masyarakat timbul pertanyaan kenapa insiden kecelakaan laut ini seolah berulang-ulang tanpa ada penanganan atau penanggulangan pencegahan agar nggak terjadi lagi. Sepertinya, insiden yang menimpa angkutan laut kita memang saling jalin-menjalin yang terjadi seolah menggambarkan betapa karut-marutnya sistem angkutan kita.

     Sebagai angkutan publik, yakni angkutan yang dipakai oleh banyak anggota masyarakat, setiap musibah yang telah menimpa seharusnya menjadi inspirasi untuk memperbaiki sistem dan perilaku penyelenggara angkutan transportasi. Dalam beberapa kasus, insiden yang terjadi sebenarnya lebih banyak karna faktor kealpaan manusia. Penyelenggara angkutan seringkali lupa untuk selalu melakukan checking dan perawatan alat angkutannya secara benar atau mengabaikan peringatan-peringatan dini akan bahaya alam yang mengancam.

     Di samping itu, pemerintah nampak terlalu lunak dalam menerapkan aturan. Pada banyak kasus kecelakaan, ternyata faktor usia armada angkutan, pelanggaran peringatan bahaya cuaca dan pelanggaran batas muatan selalu mengambil peran utama. Seharusnya, setiap kecelakaan membuat kita makin berupaya memperbaiki diri. Memang mustahil untuk nggak ada kecelakaan lagi, namun kita harus bisa menekan musibah sekecil mungkin. Jangan sampai terjadi kecelakaan karna faktor yang terlalu sepele. Kita perli makin menerapkan budaya belajar dan pengalaman, agar kecelakaan nggak selalu terulang.

     Direktur Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan, Sunaryo menjadi perhatian serius. Bahwa ada beberapa indikasi pelanggaran pada peristiwa tenggelamnya Dumai Ekspres 10 di perairan Kepulauan Riau, Minggu (22/11). Selain indikasi kelebihan penumpang, operator kapal juga diduga memaksakan kapal untuk berlayar, padahal sudah diperingatkan Badan Meteorologi Klimatologi kalau ombak sangat besar.

     Sebaiknya memang jangan congkak dan terlalu sombong, untuk nggak mau belajar dari pengalaman buruk yang sudah menimpa ini. Hanya dengan perubahan sikap, kita bisa berharap pelayanan angkutan umum bisa lebih baik. Tanpa itu, setiap kali kita pasti hanya bisa merasa prihatin saat melihat kecelakaan terjadi. Semoga musibah Dumai Ekspres mampu menjadi pelajaran.

0 Ocehan:

Posting Komentar

Jr. Translate

Cerita Kamu

Jr. Favorit

Last

Buddy

FB